Assalamualaikum Wr.Wb
Siapakah King Tut itu? Pasti pertanyaan itu yang pertama kali keluar dari benak kita. Apakah dia seorang raja Mesir Kuno? Apakah dia hanya seorang anak kecil biasa? Atau apakah di seorang jenderal yang gagah brani?. Semua pertanyaan itu dapat dikatakan sebagai jawaban yang benar karena sebenarnya dibalik sosok firaun Tutankhamun, yang mungkin tak dikenal banyak orang, memiliki mister dan keajaiban yang besar. Hanya mumi King Tut-lah yang bisa bertahan berusia tiga ribu tahun, memecahkan usia mumi – mumi lain, yang sudah terbongkar dan hilang harta-nya diambil kawanan pencuri.
King Tut adalah seorang raja yang unik yang merupakan raja termuda yang pernah diangkat menjadi firaun. Ia bukanlah seorang raja yang berpengaruh ataupun berkuasa di negerinya. Ia meninggal di usia yang masih sangat muda, delapan belas tahun. Misteri tentang sebab kematiannya masih belum dipecahkan oleh para sejarahwan, akan tetapi mereka menduga bahwa King Tut meninggal karena dibunuh.
Tut lahir sekitar tahun 1343 SM di Mesir Kuno. Tak seorang pun tahu hari yang tepat ketika ia lahir. Orang tuanya pun tak diketahui dengan pasti. Kemungkinan ayahnya adalah Firaun Amenhotep IV yang memiliki banyak istri.
Konon, saat Tut berusia sepuluh tahun, ia sudah siap dinikahkan, Istrinya adalah salah satu putri firaun, namanya Ankhesenamun. Setelah ayah Tut meninggal, ia menjadi raja dan tentunya ia menggunakan mahkota firaun yang sangat tinggi. Yang biasanya digunakan oleh para raja sebelumnya.Seperti firaun pada umumnya, ia memakai janggut palsu yang diletakkan di dagunya. Selain itu, ia juga membawa sebuah tongkat dan sebuah cambuk. Semua itu merupakan simbol kekuatannya, namun ia tetaplah seorang anak kecil. Akan tetapi,di antara semua firaun yang pernah memimpin Mesir, ayah Tut merupakan firaun yang paling aneh. Bentuk kepala Amenhotep panjang dan sempit, pinggulnya sangat besar untuk ukuran seorang laki – laki. Ia menikahi ratu yang sangat cantik, Nefertiti. Selain itu, Amenhotep juga memutuskan untuk mengubah agama di negerinya, dengan melenyapkan semua dewa-dewi dan memutuskan bahwa hanya ada satu dewa ,yaitu Aten-Ra, dewa matahari yang tak muncul seperti sosok manusia. Kaluarga kerajaan juga pindah dari Kota Thebe ke sebuah ibu kota baru yang dibangun, yaitu Amarna. Kota ini merupakan tempat Tut menghabiskan masa kecilnya. Ia tumbuh sambil mempelajari kepercayaan baru. Kota Amarnya berjarak delapan mil di sisi lain dari sungai nil. Tidak hanya itu, Amenhotep juga melakukan perubahan yang berbeda. Biasanya, daratan bagian barat sungai adalah tempat dimakamkan orang – orang yang meninggal, namun Amenhotep memutuskan untuk membangun pemakaman di sebelah timur sungai. Ia juga mengubah gaya lukisan, yang awalnya penuh peraturan-peraturan yang mengikat, namun ia memutuskan untuk menggambarkan lukisan seperti apa adanya. Namun sayangnya, perubahan-perubahan itu tak berlangsung lama.
Semuanya berhenti cepat setelah kematian Amenhotep yang telah berkuasa selama enam belas tahun. Kota baru Amarna segera ditinggalkan, kebiasaan lama dilakukan kembali. Masa itu merupakan suatu masa yang amat membingungkan bagi masyarakat Mesir. Akhirnya ketika Tut terlahir ia langsung diangkat sebagai seorang putra raja, yang hidupnya penuh dengan kenikmatan. Ia juga menjadi raja muda. Sebenarnya hanya namanya saja, kekuasaan sesungguhnya berada pada menteri ketua dan salah satu jenderal. Ia tak menyangka akan mati muda, namun ia telah merencanakan makamnya yang benar – benar rahasia dan tersembunyi, yang kemudian misterinya dapat terpecahkan oleh Howatrd Carter dan Lord Carnavor pada 1922.
Wassalamualaikum Wr.Wb
2 komentar:
Sungguh menarik postingannya Iis. Cerita dan gambarnya mewakili sejarah Mesir. Keep improvement up!
Terima kasih,pak..
Posting Komentar